Tuesday, May 29, 2007

Misteri Kelahiran Duniawi dan Spiritual

Misteri Kelahiran duniawi dan spiritual (Bagian 1)
Oleh : Prabhu Darmayasa

Salam kasih,

Sekitar dua bulan yang lalu seorang wanita baru saja melahirkan. Ia meminta saya memberikan nama untuk anaknya. Dia dengan sangat berbahagia dan menyampaikan berita itu kepada saya lewat kata-kata yang agak terbata-bata saking bahagianya, seraya mengatakan bahwa "Anak saya sudah lahir...."

Saat itu saya katakan, “Tidak.., saya tidak melihat anak lahir seperti itu.“ Tentu saja ia menjadi bingung atas jawaban saya itu sambil bertanya, “Ada apa dengan kata-kata Prabhu itu?” Kemudian saya pertegas lagi, “Ya saya tidak melihat anak lahir seperti yang anda katakan.” Ia kembali mengatakan ketidak mengertiannya. Saya katakan, “Ya....anda mengatakan anak sudah lahir dan anda berbahagia. Tetapi tahukah anda bahwa saya juga berbahagia?” Ia menjawab, "Ya mungkin saya bisa mengerti Prabhu juga berbahagia karena anak saya sudah lahir.." Saya menjawab, "Tidak, bukan hanya karena itu.... saya tidak berbahagia karena seorang anak telah lahir....". "Lalu...?" tanya dia lagi keheranan. Saya jawab pelan, "Saya berbahagia karena seorang IBU telah lahir..." "Haaaa...?" seru dia dalam telpon dan saya dapat mengerti ia masih tetap tidak atau belum mengerti maksud saya.

-1-Saya tidak ingin ia menunggu terlalu lama, lalu saya jelaskan bahwa dunia biasanya berbahagia ketika seorang anak telah lahir. Tetapi, saya berbahagia karena tambahan seorang ibu telah lahir di dunia ini. Orang-orang melihat seorang anak telah lahir, tetapi saya melihat seorang ibu yang telah lahir. Ya.., karena bersamaan dengan lahirnya anak, ternyata seorang ibu telah lahir pula.
Seorang ibu..., seorang yang lemah di mata kebanyakan orang tetapi sesungguhnya tidak ada yang dapat menyamai kekuatannya di dunia ini. Seorang ibu maha tabah serta maha kuat telah lahir, seorang ibu yang akan menyelamatkan dan memelihara serta membesarkan dalam segala kedukaannya...seorang bayi yang sedang memejamkan mata, lemah tanpa daya dan menangis terus meminta perlindungan. Tidak ada orang lain yang mampu memberikan perlindungan kepadanya, tidak juga bapaknya, melainkan hanya seorang ibu. Seorang ibu yang maha tahan banting..., ibu yang maha tabah..., ibu yang maha berbahagia dalam maha penderitaan, seorang ibu yang patut dipuja oleh seluruh isi dunia, tentu saja oleh anak itu sendiri.

Seorang bapak mungkin bisa melindungi, namun itupun dapat dihitung dengan jari jumlahnya. Tetapi, hati, kasih, pengorbanan, elusan, kesiapan hidup-mati dan lain-lain hanya bisa diberikan oleh seorang ibu. Seorang bapak melakukannya karena desakan "sikon", tetapi seorang ibu melakukan karena memang tuntutan batinnya. Oleh karena itulah saya mencoba "meminggirkan" bapak di sini untuk memberikan penekanan, bahwa saya melihat seorang ibu telah lahir, menambah jumlah ibu-ibu maha tabah dan maha sakti di dunia ini. Seorang ibu yang tidak sempat memasukkan seteguk airpun kedalam mulutnya, tetapi bersedia mengalirkan seluruh air susunya demi sang anak, seorang ibu yang bersedia mengalirkan seluruh air matanya demi sang anak. Seorang bapak harus meminta pertolongan dari seorang ibu lain atau berlindung pada botol.... dan mungkin ia pun akan melakukan tugas “ibu” tapi sambil meratapi nasibnya.

-2-Setelah mendapat penjelasan seperti itu, wanita itu rupanya dapat memahami maksud saya dan ia membiarkan saya memanggilnya ibu, walaupun usianya sangat jauh..., selisih 17-an tahun lebih muda dari saya. Memang, harus diakui bahwa usia tidak mendefinisikan seorang ibu, sebab ibu adalah ibu.
Demikian pula halnya..., ketika seseorang mengambil keputusan untuk mendapat inisiasi spiritual, maka lahirlah seorang sisya (murid). Sama halnya pada kejadian ibu melahirkan diatas, maka dalam proses inisiasi ini yang kita lihat pada umumnya adalah murid. Bahwa telah lahir murid baru dengan istilah Dwijati..., yaitu lahir untuk kedua kalinya. Pertama kali ia lahir dari ibu dan kedua kali lahir secara spiritual, lahir dari Guru Spiritual. Nah, yang kita lupakan di dalam proses inisiasi ini adalah, pada saat dwijati atau murid baru lahir..., maka terlahir pula seorang Guru Spiritual bagi si murid tersebut. Hal inilah yang umumnya selalu kita lupakan/abaikan.

Pada saat inisiasi, telah lahir Guru Spiritual bagi si murid, yang akan mengayominya, yang akan membimbingnya, yang akan menjaganya, yang akan menyelamatkan perjalanan spiritualnya dari segala cobaan dan rongrongan. Si murid yang matanya masih terpejam (seperti sang bayi yang matanya masih tertutup) akan dibukakan matanya oleh guru spiritual (ajnana timirandhasya... jnananjana salakaya) dengan sentuhan Dipa/api suci pengetahuan spiritual. Kemudian pelan-pelan mata si murid akan terbuka dan akhirnya ia akan bisa melihat "dunia yang benar", karena Guru Spiritual telah memberikan mata spiritual (divya caksu) kepadanya.

Sekarang silakan anda semua renungkan dan bandingkan sendiri secara jujur antara kemuliaan seorang ibu dan kemuliaan seorang guru spiritual. Kalau dijelaskan disini, maka ia akan memakan banyak waktu dan banyak lembaran halaman ketikan. Tetapi, dilain pihak saya ingin memasuki sentuhan topik lain yang lebih penting. Demikianlah, setelah anda menemukan kemulian seorang ibu dan kemuliaan seorang guru spiritual, sekarang saya mengajak anda semua melihat butir maha penting lain dalam kelahiran anak-ibu dan kelahiran murid-guru.
-3-... bersambung ...
Sriguru, Darmayasa

Renungan Mingguan Meditasi Angka
Nomor: DIVINE LOVE / 05 02 07


P e n g a n t a r R e d a k s i
Renungan Mingguan khusus untuk internal ini diedarkan untuk dibacakan sesaat sebelum meditasi bersama, yang dilaksanakan seminggu sekali. Dengan dibacakannya Renungan ini, diharapkan akan dapat dirasakan sebagai kehadiran Guru bersama kita (Tamtam)




Diterbitkan oleh:

Renungan Mingguan Meditasi Angka
Tahun 2007

Alamat: Villa Mahkota Pesona
Jl Mahkota Raya, Blok ii1 No. 18 - Bojong Kulur

No comments: